-Alya dan Johan-
. . . . .
Alya Shafira dan Johan Adhitama. Mereka adalah sepasang suami-istri yang kini berusia 45 tahun. Keduanya udah sudah mengenal sejak duduk di bangku SMA. Keduanya juga menjalin kasih tepat di di hari kelulusan keduanya.
Johan merupakan seorang anak tunggal dari pasangan guru SMP. Hidupnya sederhana namun tidak pernah kekurangan. Sejak kecil pula, ia sudah dilatih menjadi sosok yang mandiri oleh kedua orangtuanya.
Selepas SMA, ia melanjutkan kuliah, mengandalkan beasiswa di sebuah Universitas Negeri. Ia saat itu mengambil jurusan Sastra Inggris. Ya, begitulah Johan, dia sangat menyukai Sastra. Dan Inggris adalah negara yang sangat ingin ia kunjungi.
Berbeda dengan Johan, Alya merupakan anak tunggal sepasang dokter yang juga pengusaha. Orangtuanya ini yang memiliki yayasan pendidikan di mana saat ini Johan mengajar.
Dengan otak cerdasnya, Alya berhasil masuk ke Universitas Negeri dengan mengambil jurusan kedokteran. Keinginannya sejak kecil adalah menjadi seorang dokter yang hebat.
Johan dan Alya masih menjalin hubungan dengan sangat baik di kampus walau mereka berbeda jurusan. Mereka juga digadang menjadi pasangan panutan oleh mahasiswa lainnya. Karena pacaran mereka seakan mengumpulkan dan menyebar energi positif.
4 tahun kuliah, Johan berhasil lulus sebagai sarjana. Sementara Alya harus masih menjalani koas dan serangkaian prosedur lainnya agar bisa mendapat gelar dokter.
Sambil sebagai guru di sebuah SMA, Johan melanjutkan pendidikannya ke jenjang S2 agar bisa menjadi dosen. Ya, dia sangat ingin mengajar mahasiswa. Menurutnya, itu adalah hal yang sangat keren.
Walau sibuk, ia tidak pernah menurunkan tingkat perhatiannya pada Alya. Dan sifat Johan yang sangat pintar mengatur waktu inilah yang membuat Alya sangat mencintai Johan.
Saat ia sibuk dengan pendidikannya, tidak pernah sekalipun Johan mengeluh. Johan tidak pernah menuntut apapun darinya. Johan sangat mengerti dirinya dan tidak pernah membuatnya merasa sepi.
Dan untuk Alya, Johan adalah orang terbaik bahkan mengalahkan kedua orangtuanya.
Di usia ke-24 tahun, mereka menikah. Memang saat itu mereka masih sibuk kuliah. Alya yang baru menyelesaikan koas, serta Johan yang sedang di penghujung S2.
Mereka menikah secara sah, walau ada sedikit tentangan dari kedua orangtua masing-masing. Takut kalau pernikahan mengganggu karir dan pendidikan, tapi keduanya bersikeras meyakinkan bahwa mereka tidak akan terganggu.
Waktu itu, sebelum menikah, Alya tanpa ragu mengatakan bahwa ia tidak ingin memiliki anak. Ia ingin fokus dengan karir dan suaminya. Ia tidak ingin seperti orangtuanya yang selama ia hidup sangat jarang memiliki waktu untuknya karena sibuk mengurusi hidup dan nyawa orang lain.
Ya, maka dari itu ia bilang kalau Johan adalah orang terbaik melebihi orangtuanya. Karena bersama Johan, ia bisa mendapatkan segalanya terutama perhatian dan kasih sayang.
Johan saat itu mengerti akan ketakutan istrinya, ia pun tidak masalah jika tidak memiliki anak. Atau hidup berdua pun tidak masalah.
Tapi suatu hari, mereka tidak bermain aman dan akhirnya Alya mengandung benih di rahimnya. Dan dia adalah anak yang kini bernama Tsabita.
Alya marah, ia kecewa. Ia kecewa pada dirinya sendiri karena harus mengandung. Dan karena ia hamil, pendidikannya sempat tersendat karena kehamilan pertamanya itu membuatnya sangat kesulitan. Ia menjadi rewel. Kalau kata Alya, anaknya manja.
Banyak kata 'seandainya' dalam benak Alya sejak awal kehamilan sampai melahirkan. Terutama, “Seandainya aku berani menggugurkan anak ini.”
Dan di usia ke 25 tahun, Alya melahirkan bayi perempuan yang kemudian diberi nama oleh suaminya, Tsabita. Yang artinya kokoh serta tegar hati. Ya, Johan ingin anaknya menjadi sosok yang demikian.
Namun, Alya adalah Alya. Jika sudah maunya, harus berjalan dengan sesuai rencana. Ia yang tidak berniat sedikitpun memiliki anak, tidak pernah melirik Tsabita. Wanita itu tidak mau mengurusnya, bahkan menyusuinya saja tidak.
Orangtua Alya yang semula tidak peduli semakin tidak peduli. Mereka hanya memikirkan karir yang kemudian bersantai ria di usia tua. Sementara orangtua Johan tidak berani mengurus bayi kecil itu karena Alya melarang siapapun datang ke rumahnya.
Alhasil, Johan sendirian mengurus Tsabita. Lalu apa yang dilakukan Alya? Meneruskan kegiatanya, mengejar karirnya tanpa memikirkan sang buah hati.
Hingga suatu hari ketika usia Tsabita menginjak 3 tahun, Alya mengutarakan isi hatinya pada sang suami kalau ia cemburu. Johan seakan sibuk dengan Tsabita sehingga perhatian untuknya berkurang. Padahal, Johan sudah berusaha seadil-adilnya.
Mungkin kalian akan berpikir bahwa Alya aneh dan semacamnya, tapi itu adalah perasaan obsesi. Obsesi yang terbentuk karena dari Johan lah ia bisa mendapatkan semuanya; kasih sayang, perhatian, dan waktu, ya kecuali uang. Karena Alya tidak butuh itu dari Johan.
Tapi si kecil Tsabita, merubah semuanya. Itu menurutnya. Hingga detik ini, Alya masih terus merasakan amarah yang memuncak, karena ia rasa bahwa gadis yang tahun depan menginjak 20 tahun itu adalah sebuah kesalahan besar dan perusak kebahagiaannya yang kedua; setelah orangtuanya.
Karena itulah ia menyembunyikan identitas Tsabita. Dia ingin tetap dianggap tidak memiliki anak. Dia ingin tetap dianggap bahagia berdua saja dengan Johan. Dan dia ingin tetap bersama suaminya.
Walau ia sendiri pada akhirnya harus mengancam karir suaminya, yang saat ini bekerja di bawah Yayasan miliknya, dan juga di mana sang anak menimba ilmu.
Dan ya, dia adalah Alya, orangtua yang cemburu pada anaknya sendiri.
. . .
@makaroon99