Giantama

Nama Giantama memiliki arti penuh daya cipta, naluri, dan filosofis. Seseorang dengan nama ini memiliki kegemaran membaca, belajar sejarah, dan berkelana. Mereka juga tipe orang yang tidak suka mencampuri urusan orang lain.

Tapi untuk Giantama bersaudara, arti nama di atas tidaklah penting, karena yang mereka ketahui, nama itu tercipta dari kedua nama kadua orangtua mereka. Gia dan Tama, yang jadilah Giantama.

Sedikit cerita tentang Giantama bersaudara, mereka adalah 5 anak laki-laki pasangan Gia dan Tama yang telah meninggal pada tahun 2017ㅡ4 tahun yang lalu karena sebuah kecelakaan kapal laut.

Saat itu, usia si sulung masih 22 tahun. Ia baru saja menyelesaikan kuliah sarjananya, namun belum sempat di wisuda. Tepatnya sebulan sebelum wisuda, ia mendapat kabar kedua orangtuanya kecelakaan. Akhirnya ia di wisuda hanya dihadiri adik-adiknya, yang malah tadinya tidak mau ikut wisuda.

Sementara si nomor 2, saat itu usianya 20 tahun. Rafa yang saat itu baru akan naik ke semester 5, memutuskan untuk tidak melanjutkan kuliahnya. Ia juga yang baru membuka kafe bersama sahabatnya pun akhirnya bekerja di sana untuk penghasilan bulanannya.

Ya untungnya saat itu, si sulung sendiri langsung mendapat pekerjaan. Di perusahaan penerbit yang sampai saat ini masih ia geluti, bahkan yang semula hanya jadi asisten atau tukang bantu-bantu karyawan tetap, kini menjadi seorang editor.

Lalu bagaimana dengan si tengah? Ia yang paling dekat dengan Ayah dan Bundanya tentu syok atas kepergian keduanya yang bersamaan. Arsen bahkan sempat tidak makan teratur selama sebulan, menunda kuliahnya karena sudah tidak ada semangat sama sekali. Tapi, untunglah dia anak berprestasi, tahun berikutnya ia berhasil mendapat beasiswa dari Universitas swasta, sehingga meringankan beban keuangan kakak-kakaknya.

Dan untuk 2 bungsu kembar, kehilangan itu memang sangat menyakitkan, apalagi saat itu usia mereka masih 14 tahun. Juga masih dipertengahan masa SMP, masih labil, dan masih sangat butuh perhatian orangtua. Namun keduanya tidak banyak menangis walau sedih.

Terutama Hasa. Ia pikir, jika ia menangis, siapa yang menghapus air mata saudaranya yang lain? Belum lagi ketika ia tahu bahwa Naresh kerap kali menangis diam-diam setiap malam sejak kejadian itu, membuat Hasa semakin tak ingin menangis.

Dan kepergian kedua orangtua mereka tentu saja menjadi mimpi terburuk.

Adam. Ia harus rela lembur di kantor agar setiap bulannya bisa dapat gaji lebih. Karena jika hanya mengandalkan gaji pokok, kebutuhan rumah tidak akan tertutup. Belum lagi cicilan rumah yang mereka tempati ini belum selesai. Terhitung masih 2 tahunan lagi. Belum listrik, air, sekolah si kembar, dan jajan adik-adik.

Namun bersyukur, Rafa ikut membantunya. Walau penghasilan di kafe perbulannya tidak seberapa, ia masih bisa mengisi penuh kulkas dan lemari camilan, atau untuk bayar tagihan listrik. Ya walau ia agak pelit karena harus menabung.

Prinsipnya, menabung sedikit asal terisi. Karena ia takkan tahu di hari berikutnya apakah masih punya uang atau tidak. Dan setidaknya, jika hal buruk terjadi, ia masih punya pegangan untuk makan bersama kakak dan adik-adiknya.

Dan syukurnya lagi, Arsen ikut bergabung dalam band yang dibentuk sejak SMA. Jika setiap minggu ia tampil, ia sudah bisa mengantungi uang jajan untuk seminggu sehingga tidak perlu minta pada kakak-kakaknya.

Sehingga saat ini yang masih bergantung penuh pada Adam dan Rafa adalah Hasa dan Naresh. Mengingat mereka tidak punya tabungan seperti orang-orang, karena saat orangtuanya masih ada saja, mereka jajan seadanya.

Yah, saat itu mereka juga tidak berharap banyak pada orangtua yang bekerja sebagai karyawan swasta. Hidup mereka sederhana. Masih bisa makan dan jajan, atau setiap weekend makan keluar saja mereka sudah sangat bersyukur.

Dan memang, yang paling merasa tanggung jawabnya besar adalah Adam. Biarpun Rafa membantu keuangan rumah tangga, tetap saja ia sulung. Ia bertanggungjawab untuk keempat adiknya.

Hingga membuat si sulung hanya fokus dengan pekerjaan tanpa memikirkan hal lain. Karena ia ingin adik-adiknya tidak merasakan kesulitannya, setidaknya sampai si bungsu selesai kuliah nanti.

.

.

@makaroon99